Nama : Septia Wulandari

NIM : F1C121010

Kelas : R-002

PRAKTIKUM KIMIA FISIK LANJUT

POSTEST

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

Asistem Laboratorium :

Putri Ramadhanti,S.Si.

Andreas Sihotang (F1C119051)

Prinsip dari analisis gravimetrik yaitu berprinsip untuk mengukur banyaknya suatu ion dalam suatu sampel. Dua puluh kation yang lazin dapat dianalisis dengan mudah dalam larutan berair. Kation-kation dapat dibagi ke dalam lima golongan berdasarkan hasil kali kelarutan garam tak larutnya. Karena suatu larutan tak diketahui bisa saja mengadung satu atau semua dari 20 ion tersebut, analisis harus dilakukan secara sistematis dari golongan 1 sampai golongan 5. Untuk memisahkan ion-ion dapat dengan menambahkan reagen pengendap pada larutannn tak diketahui. Hasil kali kelarutan Ksp menyatakan kesetimbangan antara suatu padatan dan ionnya dalam larutan. Kelarutan dapat dicari dari Ksp dan sebaliknya. Keberadaan ion senama dapat menurunkan kelarutan garam (Chang, 2003).

Dalam suatu kelarutan atau pengendapan ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan yaitu unsur dalam suatu golongan harus diendapkan dengan sempurna dan dapat dipisahkan secara kuantitatif. Endapan yang diperoleh harus mudah diolah, misalnya dapat dilarutkan Kembali, tidak berbentuk koloid dan mudah disaring. Zat pengendap pada pemisahan suatu golongan tidak mengandung zat yang dapat mempersukar analisis zat. Harga Ksp adalah ukuran kelarutan dalam suatu zat. Semakin besar harga K atau konsentrasi larutan, maka kelarutan dari suatu zat juga akan semakin besar (Achmad, 2012).

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan salah satunya adalah pengaruh pH, dimana suatu garam yang sukar larut memiliki kelarutan yang berbeda dalam air, asam dan basa. Kecenderungan yang terjadi adalah garam yang sifatnya asam akan lebih mudah larut dalam larutan yang bersifat basa dan begitu juga sebaliknya. Harga Ksp suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan apakah elektrolit tersebut dapat larut atau mengendap dalam suatu larutan. Dimana semakin besar harga Ksp suatu elektrolit, maka semakin mudah larut elektrolit tersebut. Qsp merupakan hasil kali ion-ion di dalam larutan yang dipangkatkan dengan koefisien pada persamaan reaksi ionisasinya. Jadi, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dari suatu kelarutan adalah pH dan hubungan Ksp dengan Qsp (Ulfah et al., 2016).

Dimana percobaan praktikum ini bertujuan untuk melihat kelarutan Pb(NO3)2 di dalam KCl. Dilakukan dengan mentitrasi Pb dengan KCl. Setelah dititrasi campuran larutan tersebut dikocok selama 5 menit untuk mendapatkan endapan. Dimana nantinya endapan yang terbentuk berwarna putih. Adapun persamaan reaksi yang terbentu sebagai berikut :

Pb(NO3)2  (aq) + 2KCl (aq) PbCl2 (s) + 2KNO3 (aq)

Berdasarkan persamaan reaksi di atas dapat disimpulkan bahwa endapan putih yang terbentuk merupakan endapan PbCl2. Reaksi yang terbentuk saat Pb(NO3)2 dan KCl dititrasi adalah endapan putih yang melayang-layang. Jika endapan PbCl2 ditambahkan dengan air panas, larutan akan berwarna jernih dan endapan menghilang. Lalu jika endapan yang telah dipanaskan tersebut didinginkan kembali maka larutan akan berwarna jernih. Dan endapan yang menghilang tadi akan timbul kembali yaitu berupa kristal-kristal putih. Dan berdasarkan percobaan dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi volume KCl maka endapan yang terbentuk juga akan semakin banyak (Giavani et al., 2022). Adapun stuktur dari bahan yang digunakan sebagai berikut:


Jika konsentrasi zat yang ada dalam sistem kesetimbangan sudah lebih besar dari jumlah maksimum, maka garam akan dapat membentuk endapan. Jika harga Qc masih lebih kecil dari pada harga Ksp, maka dapat disebut dengan larutan yang belum jenuh sementara ketika saat Qc sama dengan Ksp, maka disebut dengan larutan tepat jenuh. Namun jika harga Qc lebih besar dari harga Ksp, maka daoat disebut dengan larutan lewat jenuh maka berarti sudah terbentuk endapan. Jadi, jika mau mengendapkan suatu zat, maka zat yang dilarutkan tersebut konsentrasinya harus lebih besar dari konsentrasi ion-ionnya pada saat larutan tepat jenuh (Sari et al., 2019).

DAFTAR PUSTAKA

Achmad,H. 2019. Kimia Analitik Kualitatif Analisis Kualitatif Konvensional. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Chang,R. 2003. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

Giavani,S. Widiarti,D. Novelia,H. Monica,L.J.Trisantika,P.A.R.Tulis dan Herman. 2022. “Analisis Kandungan Ion Ag, Pb, Ba, Al dan Hg Pada Air Minum Dalam Kemasan dan Air Sumur Di Pekan Baru”. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol. 7(2) : 18-25.

Ulfah,T.,Rusman dan I.Khaldun. 2016. “Analisis Kesulitan Pemahaman Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Pada Siswa SMA Inshafuddin Tahun Ajaran 2015/2016”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia. Vol. 1(4) : 43-51.

Sari,M.P.,Hernani dan S.Mulyani. 2019. “Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Unggulan Kota Padang Terhadap Konsep Reaksi Pengendapan Pada Pembelajaran Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”. Jurnal Eksakta Pendidikan. Vol. 3(1) : 9-17.

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIAGRAM BINER