DIAGRAM BINER
Nama : Septia Wulandari
NIM : F1C121010
Kelas : R-002
PRAKTIKUM KIMIA FISIK LANJUT
POSTEST
DIAGRAM BINER
Asistem Laboratorium :
Putri Ramadhanti,S.Si.
Andreas Sihotang (F1C119051)
Kelarutan merupakan suatu sifat dari zat kimia baik itu padat, cair
maupun gas yang terlatur dalam pelarut padat, cair atau gas membentuk larutan
yang homogen dari zat terlarut di dalam pelarut. Kelarutan secara kualitatif
adalah sejumlah milligram tertentu partikel zat terlarut yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu larutan yang jenuh. Secara kualitatif adalah dua fase atau
lebih zat yang tercampur dan menghasilkan larutan yang homogen. Kelarutan
bergantung pada pelalrut dan juga suhu serta tekanan pada saat proses
melarutkan. Tingkat kelarutan dari suatu zat dalam pelarut diukur sebagai
konsentrasi jenuh artinya penambahan solute tidak membuat konsentrasi dalam
larutan meningkat (Imtihani et al., 2020).
Fenol atau hisroksibenzena, benzenol, fenil alkohol, merupakan senyawa
organik yang memiliki gugus hidroksil yang tersubstitusi pada inti aromatik.
Fenol pada temperatur ruang memiliki bentuk kristal jarum yang tidak berwarna,
memiliki bau khas aromatik, jika tidak murni atau terkena cahaya akan terjadi
perubahan warna menjadi merah jambu atau merah. Berat molekul dari fenol adalah
84,11 (g/mol), dengan titik leleh 40-42⁰C, dan titik didihnya 185⁰C. kelarutan
fenol dalam air pada suhu 20⁰C adalah 8,3 g/100 mL. Fenol dapat larut dalam
pelarut seperti air, etanol, kloroform. Tetapi fenol tidak larut dalam eter
serta minyak tanah (Ariesmayana dan Zaman, 2018). Adapun struktur fenol
sebagai berikut :
Penambahan zat ke dalam cairan biner menghasilkan sistem terner. Jika zat yang ditambahkan hanya larut dalam salah satu komponen atau jika kelarutan zat tersebut di dalam kedua cairan berbeda nyata, maka kelarutan kesetimbangan dari pasangan cairan akan menurun. Bila campuran biner awal mempunyai suhu larutan kritis atas, maka suhunya akan naik, dan jika mempunya suhu konsulat bawah maka suhunya akan turun oleh penambahan komponen ketiga tersebut. Jika zat ketiga larut dalam kedua cairan dalam jumlah yang sekiranya sama, maka kelarutan kesetimbangan pasangan cairan akan naik. Suhu larutan kritis atas akan diturunkan sedangkan suhu larutan kristis bawah akan dinaikkan. Misalnya pada pencampuran fenol-air yang ditambahkan dengan asam suksinat atau natrium oleat (Sopyan et al., 2018).
Prinsip dari kelarutan timbal balik atau kelarutan biner terjadi pada
saat fenol dilarutkan dalam air. Dimana sistem biner fenol-air adalah sistem
dua fasa, yaitu fenol dalam bentuk solid sedangkan aquades dalam bentuk cair.
Fenol dapat larut dalam fenol dan begitu
juga sebaliknya air dapat larut dalam fenol. Namun ada syaratnya yaitu fenol
akan mudah larut didalam air (aquades) jika jumlah fenol lebih sedikit
dibandingkan air. Sebaliknya, air dapat menyatu dengan fenol jika jumlah air
lebih sedikit dari fenol (Fatimah et al., 2019). Adapun diagram biner untuk komposisi campuran fenol-air sebagai berikut :
Fenol murni berbentuk kristal pada suhu sekitar titik leburnya yaitu 40,5⁰C,
dan karena 80% fenol dalam air (4 gram fenol ditambahkan dengan 1 gram air
suling tiga kali lipat). Kedua bahan tersebut disiapkan untuk memulai percobaan
pembuatan diagram fase dari sistem biner fenol-air larut sabagian. Sebuah buret
diisi dengan air suling untuk menambahkan 0,5 mL air setiap kali penambahannya
dalam larutan fenolik yang berair. Penambahan air untuk meningkatkan persentase
berat air dalam sistem. Selanjutnya larutan diaduk kuat-kuat dengan pengaduk
pada setiap penambahan air dalam larutan fenolik. Jika larutan tetap transparan
pada temperature laboratorium berarti sistem berada pada kondisi homogen pada
komposisi tersebut. Penambahan air lebih lanjut untuk mendapatkan sistem dalam
kondisi heterogen. Munculnya larutan seperti susu atau keruh menunjukkan sifat heterogen.
Titik kritis adalah titik dimana dua cairan yang tidak bercampur benar-benar
bercampur pada komposisi apa pun. Karena ketercampuran fenol dan air sangat bergantung
terhadap suhu. Mengapa kekeruhan pada
fenol dan air menghilang dengan kenaikan suhu, hal ini dikarenakan interaksi-interaksi
ikatan -H antara kedua komponen. Pada penambahan air dalam larutan fenolik 80%
jaringan ikatan -H diantara molekul terganggu, dan gen hetero terliat bening atau
tak berwarna pada peningkatan suhu, dikarenakan molekul konstituen meningkat
yang membantu mengembalikan sistem ke status homogen (Verma et al., 2019).
Daftar Pustaka
Ariesmayana,A. dan A.S.Zaman. 2018. ”Efisiensi
Sistem Evaporator Dan Karbon Aktif Untuk Mengurangi Kadar Fenol Pada Hail Air
Buangan Produksi PT.Lantinusa, TBK”. Jurnalis.
Vol. 1(1) : 74-86.
Fatimah,S., M.A.Surur, M.A.Tourrohman, A.Rohmah dan F.Khumaera.
2019. ”Koagulasi Dan Komposisi Darah”. Jurnal Fisiologi Hewan. Vol. 1(1) : 1-13.
Imtihani,H.N.,R.A.Wahyuono dan S.N.Permatasari. 2020.
Biopolimer Kitosan Dan Penggunaannya Dalam Formulasi Obat. Gresik : Graniti.
Sopyan,I., N.Wathoni, T.Rusdiana dan D.Gozali. 2018.
Karakterisasi Sediaan Padat Farmasi. Yoyakarta : Deepublish.
Verma,A., N.E.Prasad, J.Srivastava dan S.Saha. 2019.
” Probing the Heterogeneity of Ionic Liquids in Solution through Phenol-Water
Phase Behavior”. Chemistry Select. Vol. 4(1) : 49-58.
Komentar
Posting Komentar